KM Nggusuwaru - Warga Desa Sampungu dan Desa Sai Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima, meminta Pemerintah Provinsi NTB maupun Pemerintah Kabupaten Bima agar bertanggungjawab atas robohnya jembatan sepanjang enam meter di So Wadu Pa'a Desa Sowa. Pertanggungjawaban itu diminta masyarakat, karena jembatan tersebut masih dalam masa pemeliharaan.
Jembatan So Wadu Pa'a yang mulai dikerjakan pada bulan Oktober 2014 lalu dan berakhir pada bulan November 2014 akhir lalu, pada Minggu (4/1) sekitar pukul 19.45 Wita kemarin roboh. Diduga kuat, robohnya jembatan itu karena struktur bangunannya tidak sesuai dengan RAB. "Gimana jembatan itu tidak roboh, pondasinya saja tidak digali," beber Syafruddin warga Desa Sai, Rabu (7/1).
Selain itu lanjutnya, ruang gorong-gorong yang ada di pondasi jembatan terlalu sempit. Tidak sesuai dengan volume aliran sungai setempat yang mengalir. "Hanya pemasangan satu batu saja sebagai pondasi. Sehingga, banjir dengan mudah menghantam pondasi tersebut," ujarnya kesal.
Karena jembatan itu masih dalam massa pemeliharaan, Pemerintah harus memanggil kembali oknum kontraktor yang mengerjakan jembatan itu secara asal-asalan. "Saat jembatan itu dibangun, saya dan masyarakat sempat tegur karena mereka tidak menggali pondasi. Tapi, tetap saja ngeyel hingga kejadiannya seperti ini," sorotnya.
Akibat jembatan roboh kata pemuda yang biasa disapa Ifan ini, masyarakat terpaksa harus membuat jalan alternatif utuk melintas. Terutama untuk mobilisasi hasil pertanian dari dua Desa di pesisir itu. "Kalau dua bulan ke depan jembatan itu tidak segera dibangun ulang, maka para pedagang bawang nantinya tidak akan bisa melintas dan mengangkut hasil pertanian itu," katanya.
Pada kesempatan yang sama, warga Desa Sampungu H. Kariano mengaku, jembatan itu roboh setelah dirinya beberapa menit melewatinya. "Untung saja saya cepat melewati jembatan itu, kalau sedikit saja terlambat mungkin saya sudah jadi korbannya," ujarnya.
Jalan dan jembatan itu, adalah satu-satunya akses yang menghubungkan Desa dengan ibu Kecamatan maupun Kabupaten. Jadi kalau secepatnya tidak dibangun kembali, masyarakat tentunya akan menuai kendala besar. "Pemerintah harus bergerak cepat untuk menanggulagi jembatan yang roboh itu," tandasnya. (NOV) - 05
Advertisement
Artikel Populer
Artikel Pilihan
Artikel Terbaru
-
Sajang_Sembalun Lombok Timur – Kopi tujak Sajang Sembalun yang di kelola oleh Kelompok Tani Bumi Lestari dengan binaan dari PKPU_HI memproduksi
-
Lombok Utara - Rencana pembentukan dan Pembangunan Makodim KLU yang proses penyediaan lahannya telah selesai secara yuridis dengan penandatanganan serah terima
-
Oleh Shahibul Ahyan, M.Pd. Dosen Pendidikan Matematika Universitas Hamzanwadi Baru-baru ini, tepatnya pada tanggal 3 Desember 2019, Organisation for Economic
-
Gerakan kemanusiaan yang cepat tanggap oleh yayasan endri foundation, kali ini membantu masyarakat yang terdampak musibah ketika mencari nafkah keluarganya, sedikit
-
Kota Bima. Kampung Media. Masa antri jema’ah haji asal Provinsi NTB nomor 2 terlama, yakni 31 tahun. Hal ini berdasarkan data
Komentar